Sunday, April 1, 2018

Teori/Model Investigasi Kecelakaan Kerja - Energy Damage Model



Energy Damage Model diperkenalkan oleh Derek Viner (1991) yang merupakan pendekatan yang fokus pada kegiatan identifikasi berbagai jenis potensi bahaya dalam bentuk sumber energi di tempat kerja yang kemudian mengontrol bahaya-bahaya tersebut dengan cara merancang berbagai metode yang dapat menghilangkan atau meminimalisirnya agar tidak mendatangkan masalah bagi si pekerja ataupun tempat kerja.


Di saat identifikasi belum dilakukan, potensi bahaya yang terdapat pada sumber energi tentunya belum dapat dipastikan dengan tepat. Sehingga besar kemungkinan muncul masalah dengan datangnya pasokan sumber energi dengan jumlah tak terduga yang bisa saja memiliki potensi bahaya dan tidak disadari sebelumnya. Dalam teori ini, bahaya adalah energi walaupun dalam keadaan diam.

Didasarkan pada anggapan bahwa kerusakan adalah akibat dari energi yang intensitasnya pada titik kontak dengan penerima melebihi batas ambang kerusakan yang dapat diterima (Viner dalam HaSPA, 2012). Kecelakaan yang terjadi merupakan akibat dari benturan dua energi dimana salah satu dari energi yang mengalami proses benturan tersebut kalah.





Dalam Energy Damage Model, bahaya merupakan sumber energi yang berpotensi merusak dan kecelakaan, cedera atau kerusakan sebagai hasil dari kurangnya pengendalian terhadap energi tersebut, hal ini disebut dengan hazard control mechanism. Mekanisme yang dimaksud anatara lain kontaimen (penahan), baik fisik maupun struktural, barrier, proses, dan prosedur. Space transfer mechanism merupakan sepanjang aliran energy yang terdapat diantara sumber energy dengan receiver (penerima). Permukaan terluar yang terkena dan rentan terhadap energi disebut recipient’s boundry. Jenis energi yang dapat menjadi bahaya tersebut antara lain energi akustik (bising), energi kimia yang berhubungan dengan bahan kimia yang digunakan untuk mengoperasikan dan memelihara mesin serta gas buangan (emisi), energi panas dari bahan bakar atau gesekan dan energi manusia yang dibutuhkan untuk postur, pergerakan dan pengoperasian.


Upaya Pencegahan Kecelakaan

Sebagian besar upaya pencegahan yang dilakukan pada Energy Damage Model sama dengan model dari Heinrich yang mana berfokus pada penghapusan (eliminasi) atau pengurangan (minimisasi) pada sumber bahaya untuk mengontrol terjadinya kerusakan. Dengan kata lain model yang digagas oleh Viner ini menempatkan fokus perhatian pada tahap pengendalian sebelum kejadian (pre-event) dengan mencegah penggunaan, mengurangi, memodifikasi atau dengan memisahkan sumber bahaya dari pekerja ataupun properti. Untuk itu solusi rekayasa harus dirancang untuk menutupi kekurangan yang terdapat pada kemampuan kognitif pekerja yang lemah.


Sebenarnya upaya pencegahan kecelakaan dapat dilakukan dengan sederhana yaitu dengan menghilangkan faktor penyebab terjadinya kecelakaan. Akan tetapi, kenyataan yang dihadapi di lapangan tidak semudah seperti yang dibayangkan. Karena ini berkaitan dengan perubahan budaya dan perilaku. Banyak faktor yang menghambat, seperti kurangnya pengetahuan dan kesadaran pekerja, kurangnya sarana dan prasarana, belum adanya budaya tentang K3, komitmen dari pihak manajemen yang kurang dan lain-lain.

Oleh karena itulah banyak berkembang pendekatan-pendekatan yang membahas tentang pencegahan kecelakaan. Dalam Energy Damage Model, pencegahan kecelakaan dilakukan dengan berdasar pada pendekatan energi. Sesuai dengan konsep energi, bahwa kecelakaan bermula dari sumber energi. Oleh karena itu, pendekatan pencegahan kecelakaan dapat dilakukan pada tiga titik sumber terjadinya kecelakaan, yaitu pada sumbernya, sepanjang aliran energi dan pada penerima.
  1. Pendekatan pada sumber bahaya
    Salah satu contoh pengendalian pada sumber bahaya misalnya memakai peredam suara pada mesin, mengganti mesin dengan mesin yang lebih rendah tingkat kebisingannya.
       
  2. Pendekatan di sepanjang aliran energi.
    Pendekatan berikutnya adalah di sepanjang aliran energi. Misalnya untuk mengurangi kebisingan dengan jalan memasang dinding kedap suara atau memindahkan area kerja.
       
  3. Pendekatan pada penerima.
    Pendekatan pada penerima misalnya, untuk mengurangi kebisingan dengan menggunakan alat penutup telinga.

Untuk Aplikasi model ini dan contoh studi kasusnya dapat di klik disini.

Sedangkan untuk mengetahui teori/model lain yang digunakan dalam investigasi kecelakaan seperti Sury's model dan Bird and Loftus Model dapat di klik di masing-masing nama.



Semoga Bermanfaat,
Silahkan share di sosial media dan tinggalkan komentar Anda jika ada yang ingin ditanyakan.


Salam,

No comments:

Post a Comment

Rekomendasi Artikel Lain Untuk Anda: